Kamis, 27 September 2012

PENGETAHUAN DASAR KURA-KURA

Pengetahuan Dasar Tentang Kura-Kura

Turtle – kura-kura akuatik (air), Tortoise – kura-kura terrestrial (darat), dan Terrapin – kura-kura semi akuatik – adalah reptil dari ordo Testudines (seluruh kura-kura yang ada termasuk dalam kelompok besar Chelonia), hampir semuanya memiliki tubuh yang dilindungi oleh sebuah tulang khusus atau tempurung bertulang rawan yang terbentuk dari rusuknya. Ordo Testudines meliputi spesies yang masih ada maupun yang sudah punah, kura-kura yang paling awal muncul telah ada sejak sekitar 215 juta tahun yang lalu, menjadikan kura-kura adalah kelompok reptil tertua, dan kelompok yang paling purba dibandingkan kadal dan ular. Sekitar 300 spesies yang masih ada saat ini, kebanyakan terancam punah. Kura-kura adalah binatang ectothermic.
   Ekologi dan sejarah kehidupan
Meskipun banyak jenis kura-kura yang hidup di bawah air, seluruh kura-kura air dan darat adalah reptil yang bernapas dengan paru-paru, dan harus naik ke permukaan pada jangka waktu yang teratur untuk mengisi ulang paru-parunya dengan udara segar. Mereka juga bisa menghabiskan hampir seluruh hidupnya di dataran kering. Pernafasan akuatik pada kura-kura air tawar Australia kini sedang dipelajari. Beberapa spesies memiliki lubang kloaka besar yang dipenuhi oleh banyak proyeksi-proyeksi yang berbentuk seperti jari. Proyeksi ini, disebut “papillae”, memiliki persediaan darah yang melimpah, dan berfungsi untuk meningkatkan wilayah permukaan pada kloaka. Kura-kura air dapat menyaring oksigen yang terkandung dalam air menggunakan papillae ini, hampir sama seperti ikan yang menggunakan insang untuk bernafas.
Kura-kura adalah hewan yang bertelur, seperti reptil lainnya, dimana telurnya lembut dan berbulu.

Telur-telur dari spesies terbesar berbentuk bulat, sementara telur-telur jenis lainnya berbentuk lonjong. Albumennya berwarna putih dan mengandung protein yang berbeda dari telur burung, yang menyebabkan embrio tidak akan mengeras saat dimasak. Telur kura-kura mengandung hampir seluruhnya kuning telur. Pada beberapa spesies, suhu menentukan apakah embrio pada telur itu akan berkembang menjadi jantan atau betina: suhu yang lebih tinggi menyebabkan embrio berjenis kelamin betina, suhu yang lebih rendah menyebabkan embrio berjenis kelamin jantan. Sejumlah besar telur-telur disimpan dalam lubang galian dan dikubur dengan lumpur atau pasir. Telur-telur itu lalu ditutupi dan ditinggalkan untuk diinkubasi sendiri. Ketika bayi kura-kura lahir, mereka mencari jalan sendiri untuk mencapai perairan. Kura-kura bukan merupakan spesies dimana induk yang merawat anak-anaknya.
Penyu bertelur pada pantai berpasir yang kering, dan keberadaan telur tersebut sangat terancam oleh pembangunan pantai dan perburuan telur. Penyu muda juga tidak dibesarkan oleh induknya.
Kura-kura memakan waktu bertahun-tahun untuk mencapai usia kawin. Terkadang kura-kura hanya berkembang biak sekali dalam beberapa tahun atau lebih.
Peneliti baru-baru ini menemukan bahwa organ pada kura-kura tidaklah semakin lama semakin tidak berfungsi, tidak seperti kebanyakan hewan lainnya. Telah ditemukan bahwa hati, paru-paru dan ginjal pada kura-kura centenarian berfungsi lebih baik dengan bertambahnya usia. Hal inilah yang menginspirasi peneliti genetis untuk memulai penelitian pada genom kura-kura untuk menghasilkan gen-gen yang berusia panjang.
Turtle, tortoise atau terrapin?
Meskipun kata “turtle” banyak sekali digunakan untuk menggambarkan seluruh anggota Ordo Testudines, pada umumnya juga kita melihat ada anggota tertentu yang digambarkan sebagai “terrapin”, “tortoise”, atau “sea turtles”. Tepatnya bagaimana nama-nama alternatif ini digunakan, tergantung pada tipe Bahasa Inggris yang digunakan.
• Bristish English biasanya menggambarkan reptil ini sebagai “turtle” bila mereka hidup di laut; “terrapin” bila mereka hidup di air tawar atau air payau; atau “tortoise” bila mereka hidup di daratan. Bagaimanapun juga, ada pengecualian pada hal ini dimana nama-nama umum Amerika atau Australia digunakan secara meluar, seperti ‘Fly River Turtle’.
• American English menggunakan kata “turtle” untuk seluruh spesies kura-kura, tak peduli dimana pun habitatnya, meskipun “tortoise” juga digunakan untuk menggambarkan secara tepat kura-kura yang hidup di darat. Spesies lautan lebih spesifik dengan kata “sea turtles”. Sedangkan kata “terrapin” jelas digunakan untuk kura-kura yang hidup di air payau seperti terrapin punggung berlian (diamondback terrapin), Malaclemys terrapin; kata “terrapin” dalam hal ini diambil dari kosakata Algonquian untuk binatang ini.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar